PUISI-PUISI JABAT TANGAN



Puisi Mohammad Kholil
Ruang Putih
: Ahmad Kekal Hamdani

Ruangan putih samar-samar masih hingar
Ketika kau yang bermandikan kesunyian
Tetap setia menekuni malam.
Ketika orang-orang padat berjalan
Mabuk dalam hibuk ruangan.

“kasih aku satu ruangan beratap malam berlampu rembulan
berhiaskan rasi gemintang!”, pintamu dengan harap sopan
kepada penjaga ruang yang gemetar dalam ingatan.

Tapi ia diam. Ia hanya diam.
Tiada berkata-kata. Tiada jawaban.
Angin pun meliuk ringan perlahan
Saat kau, dengan pelan, menggeram.

Lalu kau punggungi penjaga itu
Kau desahkan saat yang lalu
Mengepalkan tekad kemudian berlalu:
Di tempat yang lain, mungkin, masih ada satu!

Ruang putih ini masih sama hingar
Ketika kau, yang bermandikan kesunyian
Tetap setia menjadi malam.

Yogyakarta, Maret 2013.



























Puisi Mohammad Yasir
Si Macan Dari Jawa

:Ahmad Kekal Hamdani


Di balik dunia yang semerawut ini kau berdikari 
Sajak-sajakmu kau bacakan dengan lantang 
Hingga semua mahkluk terdiam

Burung-burung camar berceloteh iri melihatmu 
Angsa-angsa liar sibuk mencari danau persinggahan 
Manusia-manusia sibuk mencari makan 

Ya, kau memang macan  
Yang mampu memangsa ketidakadilan di sekitarmu 

Cakarmu yang tajam siap mencakar keserakahan-keserakahan  
Mencakar propaganda-propaganda palsu 
Mencakar mereka yang menegakkan ketidakbenaran 

Hei, macan dari Jawa 
Kaulah penyambung lidah penyair-penyair yang sudah mati.

























Catatan:

Menerima dan membaca sajak-sajak ini, selain rasa terima kasih. Saya juga jadi merasa tertuduh! Hahaha. Oke, semangat selalu untuk Mohammad Kholil dan Mohammad Yasir.

0 komentar:

 

Flickr Photostream

Twitter Updates

Meet The Author