YANG TAK TERTANGGUNG


aku tersesat dalam karnaval
dan iring-iringan yang menjerat
semua jiwa berjalan ke arah 
kiblat yang sama. aku melarikan diri 
dari kerumunan tapi mereka mengira 
aku keturunan nabi dan pertapa

kupuja-puja hidup serta kemegahannya
seumpama penyair gila
kuletakkan dunia di bawah kakiku
orang-orang di sekitarku mengira
aku orang suci yang langka

aku belajar baik dan buruk
salah dan benar. namun tak genap 
membayar tanggungan derita 
kehilangan. di mana-mana
kusaksikan manusia berebut benar
lalu menyembunyikan tangan 

dunia yang tak tertanggung
aku tak bisa tak mencintaimu
mereka bilang ini rumah singgah 
kita yang sementara. aku lebih tak peduli
ini pemberian yang tak terganti

dalam mabuk aku 
tak menginginkanMu lagi
kureguk dzikir tapi cuma diriku sendiri
yang kupikir. aku putar tasbih
kurapal mantra dan doa
tapi kakiku tak mampu 
meninggalkan pijakan
bumi yang jelita 
tiada tara membara

namun jika kutelengkupkan 
hasratku. aku terasa mati 
dan tak mampu
mencintaimu lagi

hidup mereguk darahku
jantung duka cita
tanganMu berlumur lumpur 
juga akhirnya. kulupakan surga dan neraka 
aku menciptakannya dengan tanganku 
sendiri dari hari ke hari
dari keringat dan airmata
sama asinnya; lautanku
yang tak berbatas gelombang

aku telan seluruh aforisma 
dan fatwa dari pujangga, kyai
juga orang-orang bijak 
tapi nasib  tidak mengenal pedih perih
kau dan aku berpisah kuasa
menanggung takdir gulita
mencintai dunia dan seisinya

kita bekerja membangun dunia
kuil-kuil sesembahan, kastil-kastil kebahagiaan
akhirnya runtuh juga
kita kepalkan tangan
melanjutkan sia-sia dan kekosongan
kita bertukar tangis dan luka
berbagi canda dan lelucon
tapi dunia di depan bukan opera
sandiwara hanya dibutuhkan
untuk kepentingan yang tak lucu
dan ini itu juga akhirnya

aku belajar membedakan 
yang penting dan yang tak
yang ideal dan sementara
aku mencari kepastian 
terus menerus. hingga nyaris gila 
zaman kian merangkak. 

tapi apa mungkin
iman lahir dari benih 
yang fana?

padamu juga akhirnya
aku memanjakan diri
membasuh tangan dan kakiku
hati dan pikiranku
lalu terlelap bagai bayi 
yang tak ingin merubah apa-apa
dan memimpikan langit mencair
di sela jari-jemari

2014





0 komentar:

 

Flickr Photostream

Twitter Updates

Meet The Author